Sabtu, 11 Juni 2011

Ummi Kulsum binti Muhamad Rosululloh

Jejak
UMMU KULTSUM Binti Rasulullah SAW


Ummu Kultsum adalah anak ketiga pasangan Muhammad SAW dengan Khadijah binti Khuwaylid. Dibesarkan oleh orang tua seperti Muhammad SAW dan Khadijah di dalam keluarga terbaik pada masanya, membentuk Ummu Kultsum menjadi seorang gadis berbudi luhur.
 Tak terlalu banyak catatan sejarah merekam sisi kehidupannya sesuai dengan baris kehidupannya yang tidak begitu panjang. Namun lintasan hidupnya telah mengisi hari-hari indah orang-orang terbaik di masanya pula.
 Ummu kultsum menikah sebelum ayahnya diangkat menjadi Rasul. Seperti Ruqayyah kakaknya, ia juga menikah dengan anak Abu Lahab, kerabatnya dari pihak ayah. Suaminya adalah Utaybah bin Abu Lahab bin Abdul Muthallib. Perkawinannya dengan Utaybah tidak berlangsung lama. Mereka berpisah setelah Abu Lahab meminta Utaybah menceraikannya.
 Saat itu Abu Lahab tersinggung dengan turunnya ayat pertama surat al Lahab : "Maka celakalah kedua tangan Abu Lahab".Setelah mendengar ayat yang mengecamnya itu, dengan amarah yang membakar hatinya Abu lahab berkata kepada Utaybah, " Kepalaku tidak halal bagi kepalamu sebelum engkau ceraikan puteri Nabi."
 Menghadapi ancaman seperti itu, Utaybah akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan Ummu Kultsum. Ummu Kultsum kembali ke rumah orang tuanya. Ia masuk Islam bersama ibu dan saudara-saudaranya. Setelah ayahnya hijrah ke Madinah, Ummu Kultsum beserta keluarganya dengan perjuangan yang berat menyusul ke Madinah. Kemudian mereka semua menetap di sana.
 Tujuh belas bulan setelah hijrah, Ruqayyah, kakak Ummu Kultsum yang dinikahi oleh Utsman bin Affan meninggal dunia. Kematiannya bersamaan dengan tersiarnya berita kemenangan kaum muslimin di Badar. Saat itu Rasulullah SAW sedang berada di medan perang Badar. Beberapa bulan berselang, bulan Rabi’al awwal tahun ke 3 hijrah, Utsman bin Affan melamar Ummu Kultsum. Lamaran Utsman disetujui Rasulullah. Utsman bin Affan adalah sahabat yang memiliki tempat khusus di hati Rasulullah. Hal ini tergambar dari sabdanya: Seandainya aku memiliki sepuluh (anak perempuan), maka aku akan menikahkan mereka dengan Utsman bin Affan. Diantara sifat-sifat Utsman yang disukai Rasulullah adalah penuh kasih sayang, saleh, pengabdiannya tulus serta memiliki kekhusu’an yang mendalam kepada Allah SWT. Menurut Abdullah bin Umar, Utsmanlah yang dimaksud Allah SWT dalam firman-Nya pada surat az Zumar ayat 9: "(Apakah kalian yang lebih beruntung hai orang-orang musyrik) Ataukah orang yang beribadah di tengah malam dengan sujud dan berdiri, disebabkan karena takutnya kepada (siksa) akhirat, dan harapannya akan rahmat Rabnya …"
 Ummu Kultsum dan Utsman berumah tangga selama lebih kurang enam tahun tanpa dikarunia anak. Pada bulan Sya’ban tahun ke 9 hijrah, Ummu Kultsum meninggal dunia. Sementara Utsman dipanjangkan usianya oleh Allah SWT hingga berusia 80 tahun.
 Mengenai saat kematiannya, Asma’ binti Umays berkata," Aku dan Shafiyah binti Abdul Muthalib memandikan jenazah Ummu Kultsum binti Rasulullah. Aku membaringkannya di sebuah keranda yang terbuat dari batang pohon palem baru dipotong yang kupesan, dan aku juga yang memakamkannya."
 Setelah jenazahnya siap dimakamkan dan liang lahat telah digali, dengan berlinang airmata Rasulullah duduk diatas kuburan Ummu Kultsum. Kemudian Ali bin Abi Thalib, Fadhil bin Abbas dan Usamah bin Zayd turun untuk menguburkannya. Sekali lagi, Rasulullah kehilangan orang yang dicintainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar